“Hampir..”, katanya. Video bokep “Baru sekali ini aku masuk ke kamar tamu hotel, habis..”
“Kenapa ?”
“Nov, namamu Nova kan? “Ooo…”
“Ya udah, nanti aku yang telpon kamu.., Oke?”
“Iya Ias”
“Namamu siapa ?”, tanyaku sambil melirik kartu nama di dada kirinya. Sampai di kamar, jam masih menunjuk pukul setengah lima. Sari mengangguk geli sambil ngeloyor membuat kopi.Begitulah, sedikit bahasa kami saat di udara sana. Namun keduanya tak begitu menarik kelelakianku untuk menjelajah cukup jauh. setelah air hangat penuh aku berendam selama seperempat jam untuk ‘merebus’ otot-otot sekaligus mengendorkannya.Jam enam kurang satu menit, masih dengan tubuh basah aku keluar dari kamar mandi karena telepon berbunyi. “Makasih, sibuk ya?”
“Belum”
“Banyak tamu?”
“Biasa Mas”
“Nanti ngobrol yuk”
“Ini juga ngobrol”, katanya
“Temen kamu mana ?”
“Ke pantry”, mukanya memerah. Kulepas sepatu, kumasukkan seluruh pakaiannku termasuk dalaman dan kaus kaki ke dalam tas plastik tempat cucian, lalu kutaruh di luar pintu kamar agar besok pagi siap untuk another flight. Kami tak mampu berteriak, kami ledakkan sensasinya di dalam dada. Sebuah pantai penghasil minyak yang cukup mungil namun tampak jelas di ujung kanan atas pulau Kalimantan. “Ya udah, istirahat aja dulu, besok baru kita jalan-jalan cari ma’em di luar?”
“Mas gak pa-pa?”
“Udah santai aja kalo ama ogut, aku gak sama koq ama co-pil laen yang harus makan barenglah, inilah.., itulah.., capek !”
“Iya deh Mas makasih ya..”
“Yup!”Kututup telepon.., eeehh bunyi