“Bagaimana dengan pekerjaannya di kantor, mas ?”“Baik dek” aku biasa memanggilnya dengan sebutan adek.“Bener nggak ada masalah mas? Bokep china Yuni jarang menggunakan make up, parfum, dan sering kali memakai daster butut yang selalu setia menemaninya di rumah. Sambil tersenyum, silih berganti mereka mendengarkan keluhanku.“Itu karena kamu terlalu monoton Adi, terlalu lurus berumah tangga. Pernikan kita dahulu dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Istriku pinter masak dan bikin kue, di hari libur pasti disempatkannya membuat sendiri kue-kue yang lezat.Akhirnya aku tertidur juga, karena seharian capek kerja ditambah lagi menemani Farhan main kuda-kudaan. Maafkan aku istriku, anak-anakku, aku selama ini hanya bisa menuntut ini dan itu bahkan begitu pengecut untuk sekedar mengutarakan uneg-unegku. Istriku yang memakai daster lusuh dan berdandan sangat natural.Selesai mandi, segera aku masuk ke kamar Daffa. Roman muka yang begitu gembira ketika Yuni melihat suaminya membelikan setengah lusin Lingerie seksi pengganti daster batiknya yang lusuh. Aku ikut senang dan mendukungnya. Melepas sepatuku, kaus kakiku, dan menyiapkan air hangat untuk mandiku serta menemaniku makan malam. Istriku yang memakai daster lusuh dan berdandan sangat natural.Selesai mandi, segera aku masuk ke kamar Daffa. Senyumnya mengembang menyambutku sepulang dari kantor. Segera saja aku menuju kamar mandi bawah untuk mandi. Melihatnya, seolah aku sedang bercermin. Syukurlah di tengah kesibukannya, ia masih sempat meluangkan waktu untuk mendengar curahan
