“Maaf, Ray.”
“Hanya maaf?” Gertakku sambil mengguncang kerah bajunya. Bokep asian Bukan emosi terhadap Jay, melainkan terhadap dirinya. “Chie, jangan!”
Chie mendesah. Dan untuk itu Jay bersedia berkorban, karena hanya dialah yang terdekat dengan Chie, selain aku. Mungkin aku takkan sesedih Chie, mungkin juga. Pahit dan menyenangkan. Entahlah, itu urusan wanita. Kusentuh tubuh indahnya, membantunya melepas baju dan branya. Jay bangkit berdiri dan menghampiriku. Bule? Aduh. Jay berpaling, menatap pandanganku. Chie juga bercerita padanya (aku tak tahu bagaimana perasaan Jay saat itu) bahwa ia ingin menyerahkan keperawanannya padaku, sebelum menjadi milik orang yang sama sekali asing baginya. “Hadiah ulang tahun yang indah…” tawaku. “Ray…”
Chie mengerang lirih saat batang kemaluanku menusuk liang kemaluannya. Chie, gadis penuh pesona.Januari 1999“Raaayy! Beginikah perasaanmu sesungguhnya? Aduh. Ada apa? Karena bagiku Chie tak lebih dari sekedar bunga mawar yang jingga di antara kumpulan bunga-bunga mawar merah di kebunku. Jadi kami memutuskan untuk fair-play. Aku sedikit terguncang. Oh God.Jay memang harus diakui memiliki hati dan jiwa yang sungguh luar biasa. “Chie.. “Hanya maaf?” Jay tertawa. Ah, Chie. Ada apa? Jay, kembaranku. Tepat siang itu mereka berdua sudah memutuskan untuk mengakhiri kemunafikan itu. Waktu itu… aku yang memintanya.”
“Ah?”Surabaya, Keesokan Harinya“Ray, si pemburu.