“Enggak ada! Bokep barat Kamu enggak boleh masuk ke sini!” bisikku tertahan. Sudah seminggu dia menelepon tiap hari mengajak keluar. Kelvin masih sempat-sempatnya mengganti sarung bantal penopang kepalaku tadi. Aku hanya tersenyum. Setelah ditemukan, Kelvin melepaskan kaitan itu, kemudian dia menarik talinya lepas dari lengan kiri dan lengan kananku, lalu dia tarik keluar sepotong pakaian dalam itu.Aku berdiri tegak bagai orang terhipnotis, tidak melawan sama sekali terhadap aksinya. Otakku saat itu tidak dapat berpikir dengan logis. Kami berakhir di ranjangnya, tubuh telanjang dan masih meresapi sisa-sisa kejadian yang baru saja lewat. Dua tahun yang lalu kita cuma teman asal lewat saja. “Maafkan aku…”
“Dia masih tinggal di sini? Akhirnya aku bilang Jumat malam aku akan pergi ke toko baju beli gaun untuk wedding. “Ummm…” dia menatapku dengan tampang bersalah. “Lebih baik jangan.” Aku menunduk mengenakan pakaianku kembali. Ketika membungkuk, terlihat buah dadaku seakan mau meloncat keluar, apalagi saat itu aku mengenakan push up bra, belum kutanggalkan, aku masih ragu pantaskah aku keluar sekedar sopan santun terhadap Kelvin. Keperluanku udah komplit.”
“Ayo kita cari makanan kalau gitu. Di sini lebih private dan kami dekat sekali. Kelvin bukan Kelvin namanya kalau dia menyerah, aku sudah tahu taktiknya, bila lunch ditolak, dia minta dinner, bila besok ditolak, dia minta lusa. “Khristi di sini.”
“Hai Khristi. Pokoknya beres, katanya.Setiba di
