Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Bokep china Mbak Tia masih tersenyum. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam.Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Aku menengadah.“Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Membenamkan wajahku di vaginanya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Aku tak berdaya. Aku mendengus. “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar. Suka betis Mbak. Sebelah lututku menyentuh karpet. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Menarik nafas berulang kali. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya.
