Aku memejamkan mata lagi.“Buka matamu, awasin ….”Aku tidak mengerti. Siall, makin nikmat. Bokep asian Aku merasakan bulu-bulu halus di telapak tanganku. Masih terjebak di Cawang. Lagi-lagi digigitnya dengan bibirnya. Si bukit kembar yang kenyal. Tangan itu mulai menyusuri bukit indah yang tertutup kain, mulai dari tepi. bahan kain celana dalamnya halus sekali. ya, pahaku yang dibalut celana panjang kain warna coklat. Dia terengah-engah. Keringatku mulai menetes dari kening.Akhirnya bus berjalan. Aku meresapi setiap jengkal usapan tanganku di dadanya. Oooh, senyumnya manis sekali. Ada secarik kertas kecil di bekas tempat duduk ibu tadi. Tak apa. Kami berpandangan sebentar. Hawa dingin AC menyergap. Kedua mata terpejam. Dia berulangkali menggerakkan tubuhnya, seolah menikmati betul elusan tanganku di pahanya. Tapi bukan itu alasannya. Mulutnya kemudian berpindah ke …. Jariku masuk lebih ke dalam. Jantungku berdebar sangat keras.“Buka,” bisikku lirih. Pasti basah, karena aku merasakannya dengan tanganku. Kupegang ujung roknya dan kunaikkan sedikit ke atas. Aku duduk di sampingnya mas ini aja.”Whatever. dua tempat duduk. Dia tidak menolak. Orang-orang sudah mulai menampakkan kantuk, dan sepertinya suasana menjadi begitu sepi. Belum lagi suara ibu-ibu di sebelahku ini, yang ya ampun, cerewetnya. Dengan susah payah. Kalau saja Mei di sampingku, pasti kepalanya sudah bersandar di bahuku, dan tangannya memeluk lenganku. Tapi bukan itu alasannya. Sepanjang jalan ku membuang muka, menatap
