“Ayo, Mas! Link bokep Fenny mendesah. Aku mencabut kemaluanku yang masih tegak keras dan berkilat-kilat karena dilumuri lendir vagina Dewi. Karena di sini kami berempat telah berbagi kenikmatan!”
“Jadi inikah makna persabahatan itu?” tanyaku dalam hati.Apapun jawabannya aku tidak peduli. Ketika masih kunikmati dadanya yang empuk menempeli dadaku dan tanganku meraih-raih pantatnya, ia mendaratkan kecupannya di pipiku. Tangannya meremas ujung-ujung bantal itu seakan-akan mencari kekuatan. Sehingga terbenamlah seluruh batang kejantananku di liang kewanitaannya.“Aacchh..!!”, Dewi mengerang keras.Aku menjambak rambutnya sehingga wajah yang cantik itu mendongak ke atas. Kedua tanganku menggapai kedua buah dadanya dan meremas-remas dengan penuh nafsu. “Ayo, cepat. Ketika mereka berjalan beriringan meninggalkan mejanya, aku memperhatikan satu per satu. Sentuhan-sentuhan manis itu sungguh-sungguh membawa rasa nikmat yang tak terkira.Dewi mendekatkan buah dadanya ke wajahku. “Keduanya memang sesuai selera Kho Ardy. “Habis, montok-montok segitu”, sahutku.“Kho Ardy harus sabar karena perlu pendekatan. Terlepas dari BH, buah dada keduanya yang memang besar dan montok mencuat keluar dengan indahnya. “Udah”, jawaku sekenanya.Segera kedua wanita itu menerkamku di atas ranjang Mei yang lebar dan empuk itu. Aku pun rubuh menindih tubuhnya. Mataku menangkap yang duduk di sebelah kiri Yen. Aduhai! Tangan kirinya berpegangan erat dengan tangan Fenny seakan-akan menimba kekuatan dan dukungan. Ia segera menggoyang pantatnya dengan liar sambil melenguh-lenguh nikmat. Aku tersenyum, ia membalasnya. Warnanya putih mulus
