“Seger banget, “ kataku. Bokep indo Ninikpun menjerit, rupanya dia juga sampai kepada puncak tertingginya. Aku menggamit Rianti dan membangunkan Ninik. Seperti biasanya, bus ini sesampai di Rembang masih gelap mungkin sekitar pukul 3 pagi. Itulah maka aku tega menggenjot terus dan memang benar Ninik kembali menjerit. Itu menandakan dia belum pernah hamil. Kami bertiga turun ke coffee Shop untuk sarapan pagi. Aku menawarkan untuk menginap saja di Semarang. Seperti biasanya, bus ini sesampai di Rembang masih gelap mungkin sekitar pukul 3 pagi. Kugenjot dengan gerakan kasar, Rianti merintih-rintih. Aku berbalut handuk dan juga Ninik berkemben handuk kami masuk menyelinap ke bawah selimut. Rianti dan Ninik memeng kubekali uang yang lumayan banyak untuk sekedar belanja membeli pakaian dan sepatu di mall di bawah hotel. Setelah menggantungkan minisetnya dia meloloskan celana dalamnya. Memeknya terasa makin sempit sehingga aku merasa nikmat dan mengantarku mencapai puncaknya. Bus yang kami tumpangi, Pahala Kencana akan membawa penumpangnya sampai ke kota tujuan akhir adalah Bojonegoro. Ninik berusaha memasukkan penisku ke lubang memeknya dengan posisi menduduki badanku. “ Bukan sih masih jauh di desa, ke Randublatung,” katanya. Kubalikkan posisi dengan tetap mempertahankan kontolku di dalam memek Rianti. Aku lalu menawarkan biar aku saja yang bayar, dan aku juga akan ikut turun di Rembang.
