“Sori,” bisikku sekali lagi. Video bokep Hanya sebuah nama, yang dimiliki berjuta-juta orang. “Ahkk,” erangku. Justeru bulu kudukku meremang. Katanya, “Aku masih ingin dibelai dan dikecup.” Aku tersenyum dan mengangguk. “Kamu mau kemana ini?”
“Tak tahu,” kataku. Dengan jemariku, kuraba bulu-bulu kemaluannya yang tersusun rapi. Aku merasa malu sendiri. Air dingin membuatku terasa lebih segar. “Berdiri,” ia berbisik di telingaku. Kubungkukkan punggungku, meraih puting buah dadanya dengan bibirku. Kedua buah dadanya terlihat menyembul dari balik bra krem yang ia kenakan. “Aku tak suka.”
Tapi seolah tak mendengarku, jemarinya meraih batang kemaluanku. Ini rumah bujangan,” kataku begitu aku melangkah masuk ke dalam ruang tamu. “Ahhh..,” erangku. Kubalikkan tubuhku dengan kesal, lalu melangkah kembali ke sofa. Kali ini senyumnya melebar. “Kamu begitu kikuk. Kurasakan nafsuku sudah mencapai klimaksnya. Tak heran, ini sudah pukul setengah satu pagi, dan menjelang hari raya, nyaris semua orang pergi berlibur. Aku menepikan mobil dan menginjak rem. “Hey, kamu akan mengamati terus?” ia berkata sambil tertawa. Aku terpesona. Tapi aku akan kembali.”
“Aku akan kembali,” bisiknya mengulang. Bibirnya begitu lembut di bibirku. “Ahkk,” erangku. “Kamu…,” ucapku. Jalanan tampak lengang. “Kasar,” bisiknya. “Apa kerjamu tadi?”
“Di sebuah perusahaan distributor material bangunan.”
“Oh ya, aku lupa. “Aku…aku ingin melihat..,” bisikku tanpa memandang wajahnya. Ia menuntun tanganku hingga melingkar di pinggangnya, lalu kedua lengannya sendiri memeluk leherku.