“Masukin dong Maaas,” rengek Mirna. Bokep barat Bram awalnya kelabakan, tapi langsung menyerah pada desakan Mirna. Mirna beringsut ke sofa. Cuma dia tidak berani bilang.“Gak usah nyangkal,” desis Mirna. “Udahan, nih?”
Sekarang gantian Mirna yang kaget. Hingga malam itu kehidupan seks Mirna dan Bram relatif monoton; mereka biasanya cuma berhubungan seks biasa, sekadar bermesraan, petting, setubuh dengan posisi normal, tak banyak variasi. Entah kenapa, biarpun kata-kata Bram tadi sangat melecehkan kalau dalam keadaan normal, Mirna justru malah terangsang mendengarnya. Aku pikir-pikir dulu,” bisik Mirna, menimbang-nimbang. Bram awalnya kelabakan, tapi langsung menyerah pada desakan Mirna. Dan seleranya jadi terbentuk ke arah penampilan ‘khas’ cewek-cewek penjaja cinta: dandanan seksi tapi terkesan murahan. Bukan pertama kali dia disepong; cewek-cewek langganannya lebih kenal dengan rasa kemaluan Bram daripada Mirna. Kedipannya juga menunjukkan bulu mata palsu yang menempel di kedua mata. Dia menenangkan diri, mengulang lagi semua yang mau dia lakukan (atas saran Sitha), dan bersiap-siap. “Terus gimana nih?” Sitha bicara sambil menjepit rokok yang baru dinyalakan dengan bibirnya yang tersaput lipstik merah jambu tebal. Tangannya gemetaran, mulutnya menganga. “Gak mau.”
“Mas Braamm…”
Bram maju. Sekarang dia terlentang telanjang, mandi keringat, di ruang tamu. Dia sadar, dia sendiri salah. Jadi seharusnya dia tidak heran kalau Bram ketahuan punya kebiasaan buruk seperti itu. Cuma dia tidak berani bilang.“Gak usah nyangkal,” desis Mirna.
