Kebun Ayam Yang Berisik

Tubuh Lala pun menggelepar-gelepar (sampai bunyi kedombrangan itu kap mesin Escudo) sambil melingkarkan kaki jenjangnya yang dialasi sepatu sendal bertali dengan hak 5 cm di pinggangku, kulumat kembali bibirnya yang megap-megap merasakan kenikmatan dari bawah tubuhnya (baca: si sempit). Bokep brazzer Kulumat bibir sensitive itu, “Hhmm… it’s so good taste,” kujilati semua yang becek-becek di liang maupun di selangkangannya Lala (bisa dibayangkan bagaimana gelinya si Lala?) Lala cuma bisa menggelinjang menahan kenikmatan saat aku mulai mainkan jilatanku ke dalam si sempitnya, kugigit kecil klitorisnya yang sudah menyembul tanpa malu-malu.“Aaahhgg… Yaann.. “Aaahhh…! “Gilaaa…!” susah banget untuk masuk lebih dalam. Edan, lagi-lagi si Lala seperti burung yang lepas dari sangkar saja kembali teriak-teriak keenakan merasakan sodokan si kecil-ku yang makin aku bikin kencangan lagi. Lala semakin mempererat pelukannya dan dengan aktif mengulum bibir dan lidahku, gerakannya pun dipercepat sendiri dengan geliatan-geliatan tubuhnya ke arah belakang. Ugh!” Lala mengalami orgasme yang lupa ke berapa kalinya padahal si kecil belum sepenuhnya masuk.Merasa dapat kesempatan, kulesakkan si kecil lebih dalam lagi dibantu dengan cairan orgasmenya tersebut dan “Walaaahh..! Aku kecup lembut pipi dan keningnya. mao buat apaan? “Waduh gawat neh!” setelah aku sama Lala sadar kalau ternyata kami kelupaan sesuatu (apa coba?

Kebun Ayam Yang Berisik