“Hhh…sssshh”
Pak Marsan mendesis saat batang kemaluannya yang besar dan hitam itu terjepit payudaraku. Belum lagi memikirkan Pak Marsan sebagai bawahanku yang kini telah terlibat hubungan intim denganku… Sejenak aku merasa bingung dengan sikapku sekeluarnya dari kamar mandi nanti… Setelah termenung beberapa lama di bawah pancuran air, akhirnya aku memutuskan untuk bersikap setenang mungkin. Video bokep “Lho Pak Marsan di mana, Bang?” tanyaku pada satpam yang mengantarku. Setelah puas melumat seluruh jari kakiku, Pak Marsan membalikkan tubuh telanjangku hingga kini aku terlentang di tempat tidur. Kakiku dibentangkannya lebar-lebar dan ia sekali lagi menindihku. Aku jadi tak merasa rugi menyerahkan tubuhku padanya…
Aku tidak sempat berlama-lama melihat pemandangan itu, karena sekali lagi Pak Marsan menyergapku. Napasku masih memburu saat Pak Marsan melepaskan bibirnya dari gundukan bukit di selangkanganku. Topi bajanya tampak mengkilat dan mengacung ke atas dengan gagahnya! Aku akan terus memanjakan penismu yang besar dan indah ini dengan mulut dan kedua tanganku….”
Pak Marsan pun jadi lebih santai dan menikmati pekerjaanku yang kulakukan dengan penuh ketulusan. “Ma..af, Bu.. “Hhh…sssshh”
Pak Marsan mendesis saat batang kemaluannya yang besar dan hitam itu terjepit payudaraku. “Bu, saya.. “Emhh..pantat ibu indahh…” kudengar Pak Marsan menggumam mengagumi keindahan pantatku.