Kucoba berputar-putar di sekitar teras. Bokep indo Pura-pura tdk tahu gelagat para pria yg sedang menaksirnya, Indah mengajakku duduk di meja paling pojok. Kamu tdk akan bisa membuat wanita senang dengan cara ngobrolmu yg seperti itu.”, nasihat Indah padaku. “Melamun apa Zainal”, tanya Indah. ssh.. “Kamu jangan macam-macam, Zainal!”, ancamnya padaku yg lagi menikmati rokok. Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Kudorong lebih dalam batang kemaluanku dalam liang kenikmatannya, lalu kugerakkan pinggulku maju mundur. “Mbak, boleh minta rotinya!”, kataku dengan halus. Beberapa langkah alternatif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk muncul dan ikut kucatat. Indah membungkukkan badan dan mendekatkan bibirnya pada ujung batang kemaluanku. “Dia yg kedua, tapi aku juga cuma istri keduanya, istri pertamanya ada di Jakarta dan mungkin tak tahu mengenai aku. “Kenapa sih Zainalkamu kok banyak diam? Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Indah yg lebih dekat dengan pintu kamar dibanding ranjangku. Beberapa tamu penginapan yg ada di kafetaria menoleh ke arah Indah ketika kami memasuki kafetaria penginapan. Tak lama kemudian pesanan kami datang. Setelah melahap 3 potong roti, aku bertanya padanya,
“Dari mana saja Mbak kok dapat roti enak?”
“Tadi aku silaturahmi ke tempat saudara-saudara dan pulangnya dibawain ini”, jawabnya.
