Di situ Bram mendapati Tia tidak pakai celana dalam.“Niat banget, ya? Bokep indo Adiknya itu tidak bisa dibilang ganteng, malah tampangnya terhitung pas-pasan. Bram tersenyum penuh kemenangan sambil membuka dasinya. Dua-duanya terlalu capek untuk ngobrol ataupun merasa bersalah. Dia menenangkan diri, mengulang lagi semua yang mau dia lakukan (atas saran Citra), dan bersiap-siap. Kamu suka yang kayak gini, kan?”Kata-kata itu meluncur dengan nada menantang dari sepasang bibir Tia yang kali ini tidak telanjang. Maka itu sejak dulu Bram selalu kurang mujur dalam percintaan; biarpun dia anak pengusaha, tetap saja jarang ada cewek yang mau dengannya. Itu juga yang membuat lapisan bedak yang membuat mukanya lebih putih terkesan lebih kentara, karena kontras antara warna muka dan badan. Walau ada yang cemong sedikit gara-gara mukanya tadi digagahi, bibir Tia masih merah, maskaranya belum luntur, bedaknya masih ketebalan. Dia merasakan tangan Bram di pinggangnya, sementara penis Bram yang mulai tegang lagi menggosok-gosok bibir bawahnya.“…masukin dong Mas…” bisik Tia.“Apa?” Bram pura-pura nggak mendengar.“Masukin dong Maaas,” rengek Tia.“Masukin apa ke mana? Tapi aku gak senang kalau kamu gak terus terang aja. Engg… Hahh, iya, iya Mas, ah… ah…”“Ini baru di dalam rumah.
