Tapi istriku sekarang sudah sama sekali ogah ke kebun, tapi duitnya demen. Aku sering kewalahan menghadapi nafsu Imah, karena dia selalu menggebu-gebu keinginan sexnya. Bokep link Perlahan-lahan kontolku mulai bangun dan berisi. Ini bukan menyombongkan diri, kan ada pepatah, “dimana ada kemauan di situ ada jalan”. Rasanya memang enak dan sepertinya badanku jadi ringan. Dua UR yang sudah, yaitu Satu Dapur, Satu Sumur, tapi belum Satu Kasur.Sejujurnya aku sudah tidak tahan ingin menerkam si Imah, tapi gimana caranya, aku belum dapat. Jadi sering menolak “ajakan” ku. Dia lalu menggenggam sambil membelai-belai kantong zakarku. Ternyata tawaran memijat itu adalah bagian dari strateginya untuk mereguk kenikmatan bersamaku. Badan ku lumayan sehat, belum ada penyakit yang mengkhawatirkan, semua indikasi kesehatan menunjukkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, misalnya tidak diabetes, tidak darah tinggi, kolesterol normal, asam urat juga normal. Bukan apa-apa, aku merasa malu aja. “Sok terserah bapak, gimana enaknya,” jawabnya.Aku kemudian memilih posisi telungkup, karena ingin punggungku dipijat dulu. Entah terlihat jelas atau tidak dalam cahaya remang begini. Kadang-kadang anak ku ikut juga untuk refreshing katanya.Namun kemudian istriku malas ikut ke kebun, karena sepi katanya. Aku tidak terlalu jelas melihat karena dari cahaya terang di luar masuk ke dalam yang remang-remang mataku belum menyesuaikan dengan penerangan yang minim.“Gimana nih telentang atau telungkup,” tanyaku ke Imah.
