Sungguh, liang kewanitaan Eksanti masih terasa enak sekali. Bokep link “Mas, pasti kamu menganggap aku cewek murahan, yaa.. Aku terdiam. “Emangnya Mas, mimpi apa sama aku?”, tanyanya penasaran. Tetapi kali ini tidaklah demikian. Soalnya dalam pikiranku saat itu cuma ada khayalan-khayalan untuk bercinta dengannya. “Kamu juga, Mas.., Santi juga enakk..”, , jawabnya agak malu-malu. Dia mencoba menarik turun agak ke bawah ujung celananya untuk menutupi pahanya yang sedang aku nikmati.“Mas, mau bicara apa, sih?”, katanya tiba-tiba. Dan kali ini dia benar-benar pasrah dalam pelukanku. Tangannya yang penuh dengan busa sabun, begitu lembut mengocok batang kejantananku sehingga aku merasa sangat nikmat. Bayanganku tentang kenikmatan saat bercinta dengan Eksanti sirna sudah, atau setidaknya tidak dapat aku rasakan saat ini. Namun Eksanti masih ingin tetap merasakan orgasmenya, sehingga tubuhku serasa dikunci oleh kakinya yang melingkar di pinggangku. “Mas ‘kan sudah janji untuk tidak melakukannya, ‘kan?”, tiba-tiba Eksanti berbicara. “Nggak, tapi aku sempat gelisah nggak bisa tidur karena terus membayangkanmu”, jawabku tanpa malu-malu. Aku cuma mengangguk, padahal aku tidak tahu apa yang mesti aku janjikan lagi.Eksanti akhirnya membuka kaos ketat warna orange-nya di depan mataku. Aku merasakan liang kewanitaannya berdenyut menjepit jariku. Aku ingin menulis pesan di pintu kamar Yoga karena memang aku sangat perlu dengannya.Sementara aku sedang menuliskan pesan, samar-samar terdengar suara televisi dari dalam kamar
