Kami telah sama-sama mencapai orgasme.“Ah…” lega. Bokep india Ujungnya tersentuh sesuatu cairan yang hangat. Darah perawan Maya menempel di ujungnya berbaur dengan maniku dan cairan kawinnya. Aku cuman tersenyum kecut.“Udah putus aku sama dia.” jawabku kemudian.Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Maya. Cemburu ya?”Maya merengut, tapi sebentar sudah tidak lagi. Aku heran dan memandangnya.“Aha…” ternyata dia menikmati rasa spermaku yang juga belepotan di wajahnya, dasar bocah gemblung.Beberapa saat kemudian dia kembali menyerang penisku. Sebelum yang lain pada pulang, aku segera memindahkan tubuh Maya ke kamarnya lengkap dengan pakaiannya. Ketika merasakan tak ada yang kuperbuat, Maya memicingkan mata.“May… adekmu udah gede banget May…”“Udah waktunya dipetik ya mass…”“Ehem, biar aku yang metik ya May…”Aku berada di atas Maya. Yang pasti aku tak menyesal perjakaku hilang di vagina-vagina mereka. Karena gemas aku caplok susu-susu Nancy bergantian. ereksiku semakin menyala ketika gundukan hangat itu terasa kenyal di ujung jari-jariku.Bibirku merayap menyapu leher jenjang Maya. Tanganku dituntunnya mengusap-usap lubang kelaminnya. Sampai-sampai kedua gunung kembar Maya melonjak-lonjak. Siir.. “Ayo.. Dan ternyata CD pink yang dikenakan Maya telah basah.“Maya kencing di celana ya Mass?”“Bukan sayang, ini bukan kencing.
