“Tapi nggak apa-apa kok, justru dinginnya Mas memancing rasa penasaran aku..” timpalnya manja. Bokep barat Sambil menggoyang-goyangkan pantatnya, sesekali dicobanya untuk meraih zakarku dari arah bawah, kadang tanpa disadarinya, dipencetnya zakarku, sampai aku menjerit kesakitan. Wuih, susah dan sempit sekali. Sambil mendesah Vionita terus membalas ciumanku seakan tidak ingin melepaskan. “Vionita ya.. Ya dua-duanya dong, terserah kamu mana yang mau diatasi lebih dahulu, perut atau bawah perut?” kataku kini dgn mengelus pahanya. Tak kuasa aku menahan gempurannya, kuangkat kepalanya dan kini ia kembali sejajar dgnku. Masuk, kemudian keluar dan kembali masuk, demikian beberapa kali, untuk memberikan space yang cukup agar penisku bisa leluasa di dalam lubang surgawi tersebut. Rambutnya agak ikal. Sambil tersenyum, kami berdua menuntaskan birahi kami dgn sebuah kecupan mesra yang panjang. Terbukti, dia masih perawan ketika aku menyetubuhinya saat itu. Kulumat mesra kembali bibirnya sambil berbisik. “Boleh ya..?” tanyaku dan tanganku mencoba masuk ke dalam CDnya untuk kedua kalinya. Tak berapa lama, matanya seakan mengajakku untuk pindah ruangan. Cukup lama aku mengajarinya komputer hingga waktu makan siang tiba. Tak kusangka tingkah lakunya yang agak centil selama ini ternyata tidak serta merta membuatnya menjadi cewek gampangan.
