Lebih meyakinkan lagi setelah kucoba menyingkap roknya ke atas dan merenggangkan kedua pahanya lalu meraba CD-nya, ternyata sudah sangat basah. “Ada perlu apa orangtuamu panggil kami? Bokep jepang Ia lalu kembali memperbaiki cara duduknya seolah menyadari dan menyesali sikapnya barusan itu. Akhirnya aku berusaha kabur dari tempat itu setelah 6 Bulan aku tinggal menderita di tempat itu. Nidarpun takut sama yang lain, nanti macam-macam” katanya penuh harap. Sekitar jam 3.00, aku mendengar Nidar turun dari kasur dan melangkahkan kakinya. “Ada perlu apa orangtuamu panggil kami? Kalau tidak pasti orangtua Nidar curiga dan mengetahui perbuatan kami.“Kak, udah nggak sakit nih, malah tambah nikmat, terus kak, kocok, kocok..aahh” katanya sambil terengah-engah ketika aku tambah mempercepat dan memperkuat goyanganku. Waktu itu aku masih ingat, dimana kami telah sepakat untuk melanjutkan pendidikan kami di ibukota propinsi kami (sebut saja kota makassar). Aku masukkan tanganku ke dalam CD-nya lalu meraba, mengelus bibir vaginanya dan menekan-nekan kelentitnya yang sedikit mulai agak keras. “Ah, nggak kok, aku bebas dan nggak ada yang berhak melarangku, lagi pula aku memang banyak teman akrab perempuanku, tapi itu hanya sekedar teman bergaul.
