Bagaimana?”
“Okay.. Bokep link Suaraku biasa saja juga permainanku. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Musik cerdas yang membuat otakku berpikir setiap mendengarnya. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Ugh.. Fella berteriak makin keras. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan. Tanganku segera menahan tangannya. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Lainnya belum pulang semua. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”
“Hampir semua musik aku suka. “What a Boy! “Ergh..” desah Fella. Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Fella tersenyum puas. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Kau dimana, Fella?”
“Hi Boy. Suhu segini aku baru bisa. silakan”.Penyanyi yang ternyata bernama Fella itu mulai menyapa pengunjung Cafe. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Kamu berhasil memuaskanku..”
Pujian yang tulus. Kukira Fella akan berteriak terkejut atau marah. Kulihat Fella membalas senyumku. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Seorang wanita muncul. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Suhu segini aku baru bisa. Malam ini saya, Fella bersama band akan menemani anda semua. Mukanya terlihat penasaran.
