“Den..nanti den…sabar..” Jawabnya kebingungan. “Boleh nanya lagi mbak..” Lanjutku. Link bokep Segera saja tubuhku menyodok2 dengan kuat. Nikmat tetap menjalari benak kami dalam bisu. Belasan kali cairan hangat itu menghantam sebagian perut mbak Juminten. Permainan lidahku tadi di situ telah membikinnya tanpa sungkan2 merintih serta mencengkram erat kepalaku. “Luar biasa apanya..aden tetap muda..cari pacar yang muda, cantik..gak sulit..”Jawabnya. Nafas mbak Juminten terdengar menderu. Mbak Juminten keluar kamar berbagai menit kemudian. “Buuk…ibuuuk..”Lanjut bocah itu. Kami belum mengawali obrolan. Tanganya lembut memeluk punggungku. “Sekarang terserah mbak, saya tetep kasih uang yg mbak minta, kalo mbak mau menuhin kemauan saya okay, gak juga silahkan..”Jawabku pelan sambil melangkah ke kamar. Mbak Juminten telah berhenti menangis, matanya terpejam, hanya terdengar suara nafasnya yg terputus2, buah dadanya bergoyang2 mengikuti gerakanku. “Selain urusan rumah terbukti apa lagi yg dapat mbak kasih ke saya?” Kalimatku mulai menjebak. Mbak Juminten juga jauh dari jenis wanita yg aku inginkan. My gosh, aku baru saja menodai perempuan ini. Bagaimana mungkin hingga aku dapat sebejat itu. “Gak tidak sedikit mbak mo minjem segitu?, terus terang saya keberatan, kayaknya yg kemaren2 telah cukup..” Ujarku mengawali kembali pembicaraan. ” Saya kepengen mbak masuk ke kamar saya..”Kalimat selanjutnya semacam tercekat ditenggorokan. “Soal tua sih gak jadi soal..jujur aja, mbak tetap luar biasa kok..”Lanjutku makin berani.
