Sudah tak ingat lagi antara boss dan karyawatinya. Bokep jepang Aku arahkan prop USG tepat di jantungnya, dgn pembesaran 200 X, aku mulai “membaca” ruang- ruang jantungnya. “Ayo kita pulang” aku mengingatkan, jam sudah menunjukkan jam 2 malam. Aku jilat-jilat dan ciumi perutnya, tangan kanan aku sekarang sudah berpindah ke arah selangkangannya yg masih terbalut rapi dgn rok. Sambil dia pesan, agar barang yg diterima harus sudah siap dipakai dan dioperasikan. “Eh.eh..eh.enak pak”
Aku masukkan tangan aku kedalam roknya, teraba CD-nya, basah nian, kakinyapun tak lagi sejajar seperti tadi, sekarang kakinya mementang lebar-lebar memberi kesempatan tangan aku untuk mengeksplorasi selangkangannya lebih lanjut. Pak Sabastian, 10 tahun lebih tua dari aku yg merakit alat ini sudah nampak kelelahan dan ikut tegang sewaktu aku mulai menancapkan kabel listrik. “Pak, masukin.pak” Diana memohon. Dgn bersemangat Pak Sebastian melepas bajunya dan tidur dimeja kerja bagian elektronik yg sebenarnya meja ping-pong..Mulailah aku jadi ahli USG dadakan, berbekal buku manual dan seingat- ingatnya pelajaran Anatomi, aku mulai memeriksanya dgn memberinya lubricant / pelincir agar prop USG yg besar ini bisa digeser dgn mudah di badan pak Sebastian.