Kalian sama-sama subur kan?” dia bertanya.Aku mengangguk mengiyakan.“Tapi mas Danu biasanya sudah lelah duluan.”
“Maksudmu?” Sita tertarik. ”Sapa bilang aku mau ML? Bokep indonesia Maklum belum pernah melahirkan. Kamar Sita ada di lantai atas. Mbok ya diganti dengan cara yang lain.” dia mencibir. Suasana mulai tak enak. Sudah lama dia pengen merasakan tubuhmu!” Sita tertawa.Aku jadi tidak tahu harus berkata apa lagi. ”Buka, Ma!” bisiknya. Apa yang dikatakan Sita tadi memang benar adanya. ”Yeee, maunya!” aku dan Sita berteriak berbarengan. ”Tapi kamu tetep telanjang kan?” tanyanya kemudian.Nah lo! Selalu pulang kan tiap malam?”Aduh, aku memukuil dahiku sendiri. Batinku dalam hati. Biar kamu cepet hamil. “Aku malu sama kamu, Sit.” lirihku, dengan mata tak berkedip menatap kontol besar bang Irul. Laki-laki itu terlihat tidak percaya kalau yang awalnya malu-malu ternyata bisa begitu liar ketika terbakar birahi.“Ooohh… Oooohh…” bang Irul hanya bisa mendesah penuh kenikmatan mendapatkan pelayanan prima dari kami berdua. “Kita berusaha lagi lebih keras, ok?” dia mengecup keningku.Tangannya melingkar, merengkuh tubuh sintalku dalam satu pelukan, dan merangkulku erat. Emang aku sudah setua itu ya? “Sudah, tenang saja. Bagai disambar petir, aku pun terdiam dan terpaku karena sudah ketahuan.Terdengar langkah kaki turun dari ranjang, dan pintu kamar pun terbuka.
