Penisku sendiri yang tadi sempat sedikit mengecil menjadi besar kegelian tergesek-gesek permukaan dalam memeknya. Tidak mudah ketemu, tetapi sudah basah karena air nikmatnya sudah keluar. Bokep jepang Harum baunya, harum sekali. Lia sendiri pasrah saja kuperlakukan seperti itu. Ini lain. Betul, ketika aku baru tiga kali memompa, spermaku keluar. Kucium dahi Lia, kututup pintu kamar dan aku pamit ke tante kos.Esoknya aku datang lagi. Hari Minggu ini Lia mengaku sakit kepada tante kos dan minta, “Si Wied ngerawat saya, ya tante”. Aku merasa penisku kegelian, geli-geli nikmat sampai seakan-akan badanku meronta-ronta di atas badan Lia. Lia tahu mengenai pacarku di Jogja.Walaupun demikian, kedekatan kami lama-lama membuat adanya “rasa lain”. Waktu itu aku sendiri juga bekerja di daerah Jakarta Barat dan kos di dekat camer (calon mertua). Rok bawahnya masih terikat, tetapi pantatnya sudah membuat gerak memutar-mutar sedikit.Lalu kutelusuri lehernya. Maklum, waktu itu penisku baru punya jam terbang yang dapat dihitung dengan jari, dan karena masih muda, jarang memakai “pendahuluan” yang cukup lama. Lia sendiri terangsang dengan gerakanku, memelukku erat-erat sambil keras menggoyangkan pantatnya memutar.Dalam 20 menit kemudian, 2 kali lagi ia mengalami orgasme. Pinggulnya apalagi. Kuselimuti badannya dan aku mulai memunguti pakaianku yang terserak di sana-sini. Melihat ada gumpalan daging kenyal putih menantang, langsung kujilati dan kuisap-isap.
