Ya iyalah. Bokep asian “Maaf, apa boleh tukeran sama suami saya? Aah, seorang wanita. Merasakan lipatan lain di dalam yang sangat basah. Si bukit kembar yang kenyal. Aku pun bukan orang yang aneh-aneh. BH dan celana dalam. Pasti basah, karena aku merasakannya dengan tanganku. Aku mulai tidak sabar. Aku kemudian berpura-pura tidur. Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu. bahan kain celana dalamnya halus sekali. Tidurku pasti nyenyak malam ini. kental. “Dereng mas, jogja ya? Mulus tak bercela. 14A. Bukannya apa-apa, tapi aku paling tidak suka diganggu dengan masalah orang yang telat membeli tiket seperti pasangan ini.Ibu itu cemberut. Tidak melorot sih sebenarnya. Tubuh itu diam saja. Aku akan melakukan dosa. Aku terkejut.Ternyata itu bukan kaki anak kecil. Dia terengah-engah. aku kembali menutup mataku.Perjalanan ini sesungguhnya bakal menyenangkan, kalau tidak harus mendengar rengekan anak 5 tahun yang sepertinya tidak pernah diam itu. Meremas pangkal dadanya. Dan ibu itu balas menggesek. dari dulu memang aku tidak pernah suka keramaian dan kesesakan Jakarta. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Pelan-pelan kuelus bukit indah itu, dari tepi ke kanan. Aku gemetar. Tapi ngapain naik bis ya? Soalnya beli tiketnya baru aja tadi.”Aku melihat ibu yang menyapa tadi.
