Akupun seperti habis berlari berpuluh-puluh meter, nafasku tersengal tetapi senyumku masih bisa kupaksakan untuk Ika. Memang Ika sendiri tidak bisa menolak cowok tersebut yang masih terhitung famili jauhnya, setelah kunasihati akhirnya Ika mau mengerti dan menerima lamaran cowoknya.Kini aku jomblo lagi, sementara cewekku dulu sudah aku putus kemarin-kemarin, yah semoga bro-bro masih mau membaca kisah petualanganku yang lain di lain cerita Ternyata Ikapun sudah menikmati keluar masuknya penisku di vaginanya. Link bokep “Sudahlah mbak, nggak usah dipikirin, laki-laki emang begitu” rayuku sambil tak kusadari bahwa aku juga laki-laki yang mungkin lebih berengsek dari cowoknya tadi.“Gimana kalau saya saja yang mengantar embak?” kutawari diriku untuk mengantar. Kuparkir motor di depan gerobak makanan itu, kupesan segelas jahe tape untuk mengusir dinginnya malam. “Iya mas, tunggu jemputan, tapi kok belum kelihatan ya” jawabnya sambil menengok kiri dan kanan. Kulirik jam baru setengan sembilan malam, tinggal setengah jam lagi bubaran toko-toko sepanjang Malioboro, dimana pelayan-pelayan toko berhamburan keluar toko untuk pulang.Kuraih rokok di saku jaket yang tinggal tiga batang, kunyalakan dan kuhisap kuat sambil kuhembuskan keras ke udara. “Udah enggak sih… cuman dah lama gak kemasukan, apalagi segede punya emas?” jawabnya senyum dikulum. “Achhh… terus masss… yesss… gigit masss…” erang Ika seperti cacing kepanasan.Gila aja cowok goblok itu, barang sebagus ini disia-siakan bathinku berkata sembari terus menjilat
