“Temen saya, janjian mau datang. Andi dan Al mengikuti saya. Bokep china Asalnya dari Palembang, dan di Palembang ibunya tinggal bersama dengan seorang kakak perempuannya.Habis itu hampir setiap hari saya selalu menelepon Vivi dan menanyakan kondisi dia, dsbnya. Dia seumur dengan saya, 24 tahun. Rupanya saat itu Vivi mentraktir Andi bersama dengan teman-teman SMA-nya. Dia tersenyum manis dan menyebut nomor HP tertentu. Saya beberapa kali mengajak dia keluar tetapi selalu ditolak dengan halus. Kemudian Vivi meninggalkan restaurant tersebut, membawa bersamanya semangat dan jiwa saya. Pernah pacaran sebelumnya tetapi sudah putus tahun lalu. Saya menghentikan langkah saya dan menunggu Andi dan Al.“Makan yuk… Gua lapar nich…” ajakku yang ternyata disambut gembira oleh mereka. Akhirnya semangat saya sedikit mengendor tetapi tetap rajin menanyakan kondisi dia.Suatu hari kakaknya yang mengangkat telepon saya dan memberitahukan bahwa Vivi sedang sakit. Terasa degup jantung saya yang semakin cepat. Tiba di lantai 5, saya mempercepat langkah kaki saya untuk menyusul gadis tersebut. Ada nada haru di suaranya. Saat itu entah bercanda atau tidak Andi menjawab, “Gua lebih baik kehilangan seorang temen daripada kehilangan Vivi…”Part 2: Kala cinta mulai bersemiMalamnya sekitar jam 9, saya langsung menelepon Vivi. Gadis tersebut berjalan masuk ke Hoka Hoka Bento.
