Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya. Link bokep Sudah 3 tahun, benda ini tak kurasakan Sayang. Aq menyesal mengutuk ibu ketika pergi. Tapi belum tersentuh kepala penisku. Atau apalah? Sebantar lagi Mbak Ita yg punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.”Aq langsung beres-beres dan pulang. Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aq masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Ada cairan putih di celana dalamku.Di kantor, aq masih terbayang-bayang wanita yg di lehernya ada keringat. Mobil bergerak pelan, aq masih melihat ke arahnya, untuk memastikan ke mana arah wanita yg berkeringat di lehernya itu. “Mbak Iin.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah. Apa katanya nanti? Kring..!“Mbak Iin, telepon.” kataku.Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Kali ini lebih bertenaga dan aq memang benar-benar pegal, sehingga terbuai pijitannya.“Telentang..!” katanya.Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Ah. Aq masih mematung. Ia tdk bercerita apa-apa. Ia cukup lama bermain-main di perut. Ke bawah lagi: Tdk. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Tetapi aq masih betah di dalam angkot ini. Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon,
“Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”
“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aq dibimbing ke sebuah ruangan. Di balik kain tipis, celana pantai ini ia sebetulnya