Aku gigit dengan lembut bibirnya, sesekali aku sedot lidahnya. Playbokep Nyai maklum juga kelihatannya. – Seperti kucing kelaparan, aku segera mengangkangi perut Nyai, aku mau mencium pipinya, lehernya, mau melumat bibirnya. Seperti tongkat ukiran. Nyai mau.. “Kau cantik sekali Nyai, secantik bidadari..”, balaskuBadanku kurebahkan di samping badan Nyai, memeluk Nyai yang tidur telentang. Nggak bisa.. Gampang sekali.. Yang akan ditengok Pak Padma yang sore tadi berangkat? Burung saya.. Bicara tentang Pak Padma..? Hebat buanget.. seperti “pengerok” professional itu. Yang akan ditengok Pak Padma yang sore tadi berangkat? Bau badannya juga sedap dengan aroma lembut. Di bawah pusar ada rambut yang mula-mula jarang tetapi semakin ke bawah semakin lebat, sepeti gambaran menara “Eiffel” dengan ujung runcingnya menuju pusar.. Lima menit lamanya, baru aku tersadar.“Maaf Nyai, air mani saya tadi..”
“Ah, nggak apa-apa, itu tandanya Mas Agus masih “jejaka ting-ting”, nanti sebentar juga bangun lagi.”, sambil berkata demikian, Nyai mencium lagi bibirku. Kadang saking gemasnya cengkeraman tanganku ke buah dadanya agak keras, menyebabkan Nyai meringis menggeliat. Ah sama aja bicara tentang kompetitor. Bukan. Begitu beberapa kali. Mimpi? Menggemaskan.. Sesekali meraba lutut saya, entah apa maksudnya. Di bawah pusar ada rambut yang mula-mula jarang tetapi semakin ke bawah semakin lebat, sepeti gambaran menara “Eiffel” dengan ujung runcingnya menuju pusar..